Pak Mario, untuk apa kita berencana? Bukankah rencana Tuhan itu lebih indah?
Ooh … memang, dan itu sangat benar, bahwa rencana Tuhan itu lebih indah daripada apa pun yang ada di alam ini.
Tapi, adikku yang baik hatinya,
...
Rencana Tuhan tidak mulai mengurai dan menggelinding bersamamu, jika engkau tak bekerja dalam rencanamu.
Dalam rencana Tuhan tak tertulis rencana perendahan derajat dirimu atau penyulitan kehidupanmu.
Tapi kita, engkau dan aku, sering berlaku yang membelokkan rencana perjalanan yang baik - dengan rasa malas, penundaan, pengutamaan yang tidak penting, mendahulukan nafsu dan rasa marah, dan dengan kebiasaan menduga-duga keburukan terhadap Tuhan dan kehidupan.
Adikku yang kebaikan hatinya adalah penentu kebaikan hidupnya,
Sematkanlah ini kuat-kuat di dalam hatimu, bahwa
Rencana Tuhan selalu berakhir dengan kebaikan.
Maka buatlah rencana yang baik bagi kepribadianmu, bagi pendidikanmu, bagi pekerjaan dan keluargamu, dan bagi sumbanganmu kepada sesama.
Semoga dengannya Tuhan menjadikanmu pribadi yang indah, dalam kehidupan yang indah, sebagaimana yang telah direncanakan-Nya bagimu.
Selasa, 11 Oktober 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar